-
BAB V
Diky Iskandar (1221346)
Ghassan S.C. (13213701)
M. Fauzi Farhan R. (15213925)
Ramadhan H. (17213236)
Pengertian Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli
- Pasar Persaingan Sempurna : Suatu pasar dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli, barang yang didagangkan adalah barang homogen
atau barang yang sama dan penjual tidak.
- Pasar
oligopoli : Pasar
oligopoli yaitu pasar yang hanya terdapat beberapa produsen di dalamnya
yang saling mempengaruhi dan bersaing dalam kualitas barang.memiliki
kebebasan dalam menentukan harga.
3.
Pasar
Monopoli : Pasar
monopoli merupakan suatu pasar yang hanya memiliki satu penjual saja sehingga
pembeli tidak punya pilihan dan penjual memiliki pengaruh besar dalam perubahan
harga.
-
Monopoli Dan Dimensi Etika Bisnis
Pasar monopoli berasal
dari bahasa Yunani ,monos, satu dan polein, menjual adalah suatu
bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai
pasar. Jadi monopoli adalah kondisi pasar dimana hanya ada satu pelaku bisnis
atau perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu dan ada
hambatan bagi perusahaan atau pelaku bisnis untuk masuk ke dalam bisnis
tersebut. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering
disebut sebagai "monopolis".
Monopoli adalah suatu situasi
dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual
produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada
hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidang industri
atau bisnis tertentu. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau
segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu,
hampir tidak ada persaingan berarti.
Etika
didefinisikan sebagai penyelidikan terhadap alam dan ranah moralitas dimana
istilah moralitas dimaksudkan untuk merujuk pada ‘penghakiman’ akan standar dan
aturan tata laku moral. Etika juga bisa disebut sebagai studi filosofi perilaku
manusia dengan penekanan pada penentuan apa yang dianggap salah dan
benar. Dari definisi itu kita bisa mengembangkan sebuah konsep etika
bisnis. Tentu sebagian kita akan setuju bila standar etika yang tinggi
membutuhkan individu yang punya prinsip moral yang kokoh dalam melaksanakannya.
Namun, beberapa
aspek khusus harus dipertimbangkan saat menerapkan prinsip etika ke dalam
bisnis. Pertama, untuk bisa bertahan, sebuah bisnis harus mendapatkan
keuntungan. Jika keuntungan dicapai melalui perbuatan yang kurang terpuji, keberlangsungan
perusahaan bisa terancam. Banyak perusahaan terkenal telah mencoreng reputasi
mereka sendiri dengan skandal dan kebohongan. Kedua, sebuah bisnis harus dapat
menciptakan keseimbangan antara ambisi untuk mendapatkan laba dan kebutuhan
serta tuntutan masyarakat sekitarnya. Memelihara keseimbangan seperti ini
sering membutuhkan kompromi atau bahkan ‘barter’.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam menjalankan good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis bagi pelakunya. Berbisnis dengan etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam menjalankan good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis bagi pelakunya. Berbisnis dengan etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis.
Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak
- hak dan kewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika
mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka
setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan,
kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak
etis dan tidak bermoral. Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita
sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan
toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis ada untuk mengontrol bisnis agar
tidak tamak.
-
Etika di dalam Pasar Kompetitif
Pertama,
dalam sebuah sempurna pasar yang kompetitif, pembeli dan
penjual bebas untuk memasuki atau meninggalkan pasar sebagai mereka
pilih. Artinya, individu tidak dipaksa atau dilarang untuk berkecimpung
dalam bisnis tertentu, asalkan mereka memiliki keahlian dan sumber daya
keuangan yang diperlukan.
Kedua,
di sempurna pasar bebas yang kompetitif, semua bursa sepenuhnya
sukarela. Artinya, peserta tidak dipaksa untuk membeli atau menjual apapun
selain dari apa yang mereka secara bebas dan sadar persetujuan untuk membeli
atau menjual.
Ketiga,
tidak ada penjual tunggal atau pembeli sehingga akan mendominasi pasar yang ia
mampu memaksa orang lain untuk menerima syaratnya atau pergi tanpa. Di
pasar ini, kekuatan industri adalah desentralisasi antara perusahaan banyak
sehingga harga dan kuantitas tidak tergantung pada kehendak satu atau beberapa
usaha. Singkatnya, sempurna pasar bebas kompetitif mewujudkan hak
negatif dari kebebasan dari paksaan.
Dengan
demikian, mereka sempurna moral dalam tiga hal penting, yaitu :
a.
Setiap terus menerus menetapkan
bentuk kapitalis keadilan.
b.
Bersama-sama mereka memaksimalkan
utilitas dalam bentuk efisiensi pasar.
c.
Masing-masing hal-hal penting
hak-hak negatif tertentu dari pembeli dan penjual.
Tidak ada
penjual tunggal atau pembeli dapat mendominasi pasar yang lain dan memaksa
untuk menerima syaratnya. Jadi, kebebasan kesempatan, persetujuan, dan
kebebasan dari paksaan semua dipertahankan dalam sistem ini.
- Kompetisi pada Pasar Ekonomi Global
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Secara etimologi, definisi bisnis
berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang yang sibuk melakukan
pekerjaan untuk menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung ruang lingkupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat
merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis dan ekonomis
yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
(Velasquez, 2005). Hal ini disadari oleh sebagian besar pelaku usaha, karena mereka
akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika mengindahkan prinsip-prinsip etika
bisnis.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis, yaitu :
1.
Pengendalian diri.
2.
Pengembangan tanggung jawab social
(social responsibility).
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak
mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan
teknologi.
4.
Menciptakan persaingan yang sehat.
5.
Menerapkan konsep “pembangunan
berkelanjutan”.
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7.
Mampu menyatakan yang benar itu
benar.
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya
antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9.
Konsekuen dan konsisten dengan
aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu adanya
sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa
peraturan perundang - undangan.
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah
mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang
besar, negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap - tiap negara memiliki sebuah
karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua negara merasa
tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki.
Mulai dari ekspedisi negara Eropa mencari rempah - rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai
sekarang sebuah negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis
dengan negara lainnya. Pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong
terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan
sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling
membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi
nasional dapat diekspor menjadi pendapatan negara, serta produk-produk asing
dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar
negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat
ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis multinasional merupakan
kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi,
terutama negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah.
Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang
domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai
penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri
selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi
yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan
kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi,
terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang
rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk
mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor
asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed
country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada
persaingan untuk mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang
dapat digunakan sebagai modal untuk meraih keberhasilan :
a.
Keuntungan absolut, disaat sebuah
Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang
lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena
memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat
menjual minyak lebih murah.
b.
Keuntungan komparatif, disaat sebuah
Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau lebih baik daripada Negara
lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari
dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung
digunakan. Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan
internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan
perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut
Selain social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah
perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial
dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber
dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan
nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Ada 3 jenis
masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
- Sistematik : Masalah - masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
- Korporasi : Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan
tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur
organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
- Individu : Permasalahan
individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan
tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah :
- Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
- Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang
dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
- Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai
pedoman.
- Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak
beretika.
Source :
-
Keraf, A., Sonny (1998). Etika
Bisnis dan Relevansinya. Yogyakarta, Penerbit Kanisius
-
Bartens, K. (2000). Pengantar
Etika Bisnis. Yogyakarta, Penerbit Kanisius
-
Velaques, G., Manuel (2002).
Business Ethic : Concept and Cases, Prentice Hall