November 2015 , usiaku genap 20 tahun. Betapa bahagia nya aku disaat hari lahirku diberikan banyak kebahagiaan dari keluarga, teman dan kekasihku. Begitu banyak kejutan yang menyenangkan di hari itu. Jauh sebelum hari ulangtahunku, kekasihku Farhan seringkali bertanya “Lukh, lu mau kado apa ditahun ini?” aku bingung karna tidak ada yang aku inginkan sama sekali. Menurutku kehadirannya dihari lahirku selama 4 tahun ini sudah cukup ditambah keluarga ku yang sudah sangat menyukainya. “apa yaa.. gatau ah lagi gamau apa-apa” jawabku dengan santai dan sedikit manja, namun sepertinya farhan sudah mulai bosan mendengar jawabanku .” Yah yaudah apa aja ya terserah gue” jawabnya.
Dan tanpa disangka, bukan hadiah berupa barang yang farhan berikan. Melainkan kebahagiaan. Ya dia memberiku kejutan bersama sahabat dan keluargaku. “Its Amazing! And best moment in my life!!” hanya itu yang ku katakan di dalam hati karena tidak mengira akan terjadi hal seperti ini. Beberapa hari setelah hari bahagia itu, aku mulai mempunyai keinginan. Bukan barang tapi seekor hewan! Ya aku menginkan seekor kucing persia. Kerap kali aku mengajak farhan untuk ke petshop hanya sekedar melihat-lihat dan bermain kucing kucing yang disediakan petshop. “ihhh gemesin banget han.. mauu ini.. “ itulah kalimat yang seringkali ku katakan ketika melihat kucing kucing yang menggemaskan. “tapi kalo beli kucing, dirawat ngga? Terus emang diizinin mama ayah buat melihara kucing? Ini kucing persia loh butuh perawatan khusus” pertanyaan farhan yang seringkali ia tanyakan seakan-akan ingin melihat keyakinan dan kesiapanku untuk memelihara kucing persia. Dari pertanyaan-pertanyaan yang farhan lontarkan seringkali membuatku menjadi tidak yakin. “sanggup ngga yaa.. kan makan nya mahal..belum salon dan obatnya..” membuatku berpikir berulang kali untuk memelihara kucing.
Dikampus, temanku bernama puspa seringkali menceritakan kelakuan kucing persianya yang bernama Momo dan sekarang sudah memiliki 4 anak. “semenjak abis lahiran, momo makan nya sedikit fik. Jadi ngga lincah.. tapi makin manja banget sekarang.” Puspa memiliki 1 induk kucing persia dan 1 induk kucing blaster (lokal+persia) yang masing masing memiliki 4 ekor anak. Aku seringkali bercerita kalau aku menginginkan seekor kucing persia untuk dipelihara dan menjadi teman dirumah. Dan diluar dugaanku, puspa rela memberikan momo kepadaku, seekor induk kucing persia berusia 2 tahun. Bahagia bukan main yang kurasakan. Aku menceritakan semua yang kurasakan ke farhan. Dan pasti dia ikut berbahagia karna melihatku bahagia. Walaupun aku yakin kalau farhan masih menyimpan rasa khawatir.
Masih teringat olehku, saat itu hari Jumat malam, Puspa dan kakaknya mengantarkan momo menggunakan sepeda motor. Setibanya dirumahku, momo terlihat sangat bingung mungkin karena lingkungan baru dan dia harus memulai adaptasi lagi. Orangtua ku kaget ketika melihat ada seekor kucing berbulu lebat dan panjang berwarna abu-abu berlari diruang tamu. Akupun kena marah karena sebenarnya dikeluarga ku tidak diizinikan memelihara hewan berbulu lebat karena adik lelakiku Faqih, memiliki riwayat sakit paru-paru. Namun karena keinginanku untuk memelihara kucing sangat kuat, maka aku nekat untuk tetap memelihara momo.
Hari demi hari momo lewati, dia berhasil beradaptasi. Tidur di kandang pemberian farhan yang aku letakkan di garasi. Momo sudah tau tampat buang kotorannya sendiri, dan mau memakan apapun makanan yang aku berikan. Baik berupa snack kering, sarden khusus kucing ataupun ayam dan ikan goreng masakkan mama yang aku ambil diam-diam untuk momo. Belum begitu lama dirumahku momo memiliki kebiasaan unik. Setiap pagi dia masuk ke kamarku untuk mencium keningku dan meminta minum dan kadang mengganggu aku dan kedua adikku ketika tidur. Momo sangat menghibur , lucu dan menyenangkan. Keluargaku pun mulai menerima kehadirannya. Dengan adanya momo dirumah kedua adikku menjadi jarang bermain diluar rumah ataupun bermain gadget.
Pada akhir tahun 2016, mungkin sedang musim kawin kucing. Momo mulai nakal dan centil. Momo kerap kali memanggil kucing jantan yang berada disekitar rumah. Seringkali aku melarangnya dengan mengusir bahkan menyiram air ke kucing jantan lokal. Aku hanya ingin momo mendapatkan keturunan yang bagus untuk momo yang ku sayang. Ada niatan untuk menggunakan jasa pancak (mengawinkan) pet shop untuk mengawinkan kucing yang disediakan khusus untuk jasa pancak. Namun sepertinya aku terlambat, karena momo sudah memiliki pasangan baru kucing lokal jantan berwarna abu-abu.
Selama masa momo hamil, keluarga ku sangat menjaganya. Mulai dari makanan, susu dan perlakuan kepada momo. Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi. Kedua adikku Faqih dan Faidah seringkali mencium momo dan menggendongnya dengan berlebihan. Itulah yang memancing kemarahan mama.
Tiba pada tanggal 2 April setelah kurang lebih 3 bulan momo mengandung, aku baru saja sampai di depan rumah setelah kuliah seharian. Adikku Faidah berteriak “ kakaaa!! Momo mau lahiran!! Buruan masukkkk..!! “ refleks aku langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah. Ternyata ayah sudah menyiapkan bagian bawah lemari ku menjadi tempat melahirkan momo karena momo beberapa hari terakhir seringkali masuk dan tidur dilemariku. Ada hal yang aneh, momo seakan-akan ingin aku dan adikku menemaninya saat melahirkan. Ketika aku dan adikku pergi meninggalkan nya sendirian pasti dia mengikuti kami. Dan akhirnya kami putuskan untuk tetap berjaga di hadapannya. Momo mulai mengatur posisi untuk melahirkan, dan momo memilih posisi duduk untuk melahirkan. Untuk pertama kalinya aku menyaksikan seekor kucing melahirkan. Momo berhasil melahirkan 4 ekor kucing yang semuanya berjenis kelamin jantan, dengan jarak waktu 30 menit setiap ekor. Aku senang sekaligus lega karena momo melahirkan dengan selamat. Momo begitu menyayangi ke-empat anaknya, terlihat dari caranya yang tidak pergi kemanapun dan terus mendampingi anak anaknya. Jujur, aku tidak berani menyentuh ataupun menggendong bayi kucing. Tapi, berbeda dengan kedua adikku yang sangat berani dan senang mengajak main ke-empat anak momo. Ketika keempat anak momo sudah mulai bisa makan sereal, lagi-lagi momo menunjukkan rasa sayangnya ke anak-anaknya, seringkali dia mengalah ketika aku memberinya makan dan membiarkan anak-anaknya menyantap sereal yang kuberikan untuk momo.
Kurang lebih 1 bulan setelah kelahiran keempat anak momo, aku dan adikku faqih jatuh sakit. Aku di diagnosa menderita sinusitis dan adikku faqih di diagnosa menderita radang paru-paru. Kedua penyakit yang berhubungan erat dengan pernafasan. Mamaku selalu berpikir penyebabnya berasal dari momo dan keempat anaknya. Namun, aku tidak terima. Karena aku sangat jarang menyentuh momo dan anaknya. Aku yakin penyebabnya bukanlah karena momo, melainkan karena gaya hidup dan pola makanku dan adikku yang susah makan. Mamaku seringkali meminta momo dan anaknya untuk dibuang, atau dititipkan ke orang lain. Tapi aku dan adik adikku melarangnya. Dan pada hari Sabtu, 23 April 2016 hal itu terjadi. Ketika aku kuliah dan kedua adikku sekolah, mama dan ayah sepakat untuk membuang momo dan anaknya entah kemana.
Aku dikabari ketika akan praktikum sedih , kaget dan sangat kehilangan yang aku rasakan. Aku menangis hilang kendali. Baru kali ini aku menangis seperti ini karena binatang peiharaan. Rupanya hal itu juga di rasakan adik adik dan kakakku. Walaupun kedua adikku taunya momo dan anak anaknya dibawa ke dokter hewan untuk di rawat. Tapi tetap saja, adikku faidah selama 3 hari menangis mencari momo. Seringkali juga faidah bertanya “kaka, kangen momo ngga? Dede kangen banget, banget, banget sama momo”
Mama dan ayah seringkali melihatku sedih dan rindu dengan momo yang setiap pagi masuk kekamar ku untuk minta diambilkan minum dan minta dicium keningnya. Mama selalu berkata “ gapapa momo ngga ada, yang penting anak anak mama sehat, pasti ada hikmahnya.” Dan kekasihku farhan juga sering menguatkan aku “ momo kan kucing bagus, pasti ada kok yang melihara. Kamu tenang aja, jangan sedih, yang penting kamu sekeluarga sehat”.
Sampai hari ini setelah 10 hari tidak ada momo dirumahku, aku masih sering merindukannya. Berharap dan berdoa dia kembali kerumah walaupun hanya sebentar. Aku menyesal tidak ada disaat terakhir nya dia dirumahku. Walau hanya beberapa bulan bersama momo, tapi itu sangat berharga dan berarti. Aku berniat untuk lebih menjaga kesehatanku agar aku bisa memelihara momo-momo yang lainnya. I love you mo