Senin, 28 Maret 2016

Menggapai Mimpi diatas Awas (tugas softskill)

Ini bukan pertama kalinya saya mendaki gunung gede, saya telah mendaki gunung gede enam kali, namun pendakian ke tujuh ini beda karena saya punya mimpi untuk mendaki gunung bersama sahabat-sahabat saya yang semua belum ada pengalaman naik gunung, karena saya ingin berbagi pengalaman dengan mereka. Alasan saya memilih gunung gede karena gunung tersebut tidak terlalu berbahaya untuk didaki, apalagi saya sebagai pencetus ide ini jadi tidak mau mengambil resiko dan bertanggung jawab hingga mereka sampai rumahnya kembali dengan selamat. Sahabat pertama saat masuk jenjang perguruan tinggi, kami mempunyai nama kelompok yaitu geng ngablo yang terdiri dari saya sendiri, panji, harris, said, aska, ricky, ikbal, iwan, mekkah dan rafly. Kami semua tidak sengaja dipertemukan karena satu kelas dan pada akhirnya kami memiliki kesamaan yaitu kita semua selalu bertingkah laku konyol dimanapun. Rencana ini butuh waktu dua bulan hingga pada akhirnya dapat terealisasikan, banyak kendala yang saya temui seperti sahabat saya yang tidak mau karena mereka berpikir buat apa naik gunung, ada yang baru beli motor sehingga dia menabung untuk aksesoris motornya, ada yang pulang kampung, ada yang tidak diizinkan oleh orang tuanya dan lain-lain. Hingga pada akhirnya dapat empat orang yang mau ikuti mencari pengalaman baru dalam hidupnya. Ketika sudah pasti siapa saja yang ikut, saya sendiri sebagai panitia penyelengara mulai menagih uang pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan oprasional mendaki dan semua dilakukan transparan dengan teman-teman saya, karena bukan untung yang saya cari tetapi karena memang mimpi saya membawa sahabat-sahabat saya mendaki. Sambil menunggu uangnya terkumpul penuh, langkah yang saya lakukan ialah membuat surat izin mendaki yang dibuat di kantor TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) yang berlokasi dicibodas, Bogor. Surat izin ini harus dibuat minimal 30 hari sebelum pendakian dengan berbagai syaratanya. Waktu saya pergi ke bogor untuk membuat surat izin, pada malam harinya saya terkena musibah yaitu motor saya ditabrak oleh pengendara motor lainnya, ketika saya ingin memutar arah, dari arah berlawanan motor saya ditabrak karena motor tersebut cepat dan jalan sedang menurun, alhasil tabrakan tidak terhindarkan dan mengakibatkan swing arm belakang saya penyok, untunglah motor saya berjenis trail jadi tinggi pada bagian belakang, namun sang pengendara yang menabrak saya luka-luka dan motornya rusak parah namun kebalikannya saya tidak mengalami apa-apa jatuhpun tidak hanya saja saya rasa agak bergerak sedikit motornya. Dia meminta maaf karena mengaku salah dan saya meminta dia menelpon sanak sodaranya untuk dijemput karena motornya tidak bisa dipakai lagi lalu sayapun pergi meninggalkannya dengan berat hati, karena saya takut ada polisi yang lewat dan diminta keterangan dan pastinya butuh waktu lama. Dia menunggu diwarung bersama orang yang membantu menolongnya. Setelah surat izin mendaki sudah dipegang, saya mulai membeli bahan-bahan makanan dan menyewa peralatan mendaki untuk kapasitas kelompok. Bahan makanan saya dapatkan dipasar tradisional dan pasar swalayan lalu peralatan mendaki saya sewa diinternet dengan lokasi yang dekat dan ada peralatan yang saya dapatkan diregu mendaki rumahan saya. Saya membeli bahan makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi digunung seperti sarden, mie instan, kornet, beras, kopi, susu, teh, cemilan dan lainlain. Selain itu saya ke apotik untuk membeli obat-obatan dan thermometer, guna thermometer ialah untuk mengecek kondisi tubuh kelompok saya nanti, untuk mendeteksi terjadinya hipotermia, karena hipotermia pembunuh nomer satu digunung. Setelah itu saya mempersiapkan peralatan kelompok seperti tenda, nesting (alat masak yang biasa dipakai TNI ketika perang), kompor gas, matras dan lain-lain. Semua itu saya persiapkan selama dua minggu hingga terkumpul semua konsumsi dan peralatan regu. Sudah tinggal tiga minggu untuk melakukan pendakian, saya mulai membagikan apa saja yang harus dibawa secara pribadi oleh mereka seperti carrier (tas gunung), baju ganti, kaos kaki, kumpuk, sarung tangan, obat-obatan pribadi apabila ada penyakit yang sedang dialaminya dan lain-lain. Pada saat inipun masih ada kendala mereka tidak menemukan peralatan gunung pribadi yang harusnya mereka siapkan sendiri, karena saya tidak mau acaranya dibatalkan lebih baik saya carikan dan saya dapatkan dengan meminjam kepada teman regu mendaki rumah saya, akhirnya selesai masalah peralatan pribadi. Tidak lupa saya ingatkan juga untuk selalu berolahraga terutama pada kekuatan kaki, saya menyarankan untuk naik turun tangga dengan intensitas sering, namun sahabat saya ada yang berlatih angkat beban dan bebannyapun hanya dua kilogram, apa yang dirasa oleh tubuh jika beban hanya segitu. Dan tidak lupa saya berikan berbagai motivasi untuk pendakian nanti. Hanya tinggal seminggu pendakian dimulai, saya lebih menekankan mereka untuk melakukan latihan fisik lebih sering dan mempersiapkan peralatan pribadi saya karena belum mempersiapkan sama sekali. Syukurlah semua peralatan sudah saya miliki tinggal saya masukan saja dalam satu tas, termasuk perlengkapan kelompok yang saya buat dalam satu tas sehingga dalam pencariannya lebih mudah, kecuali frame atau rangka tendanya yang nantinya akan dibagi rata pada semua anggota kelompok. Tinggal sehari lagi petualangan dimulai, namun ada kabar buruk bahwa salah satu sahabat saya said mengalami cidera pada kakinya ketika main futsal, dia mengalami cidera pada punggung kaki yang salah urat karena ditackle keras, dulu saya pernah mengalami hal demikian dan memang rasanya sangat sakit sekali untuk berjalan, sayapun sembuh total dalam waktu satu bulan. Keesokan harinya tibalah waktu yang ditunggu-tunggu, waktunya berpetualang dengan sahabat-sahabat. Paginya saya meminta mereka untuk kerumah saya terlebih dahulu agar saya dapat melihat sejauh mana persiapan mereka, memerikan arahan dijalan nanti dan memberitahu bagaimana cara packing yang benar. Siang harinya kami agar melakukan istirahat dan makan siang dahulu agar kuat dalam berkendara ke cibodas, Bogor. Waktu terus berjalan hingga sorepun tiba, kami berangkat ke Bogor berempat orang yang terdiri dari saya sendiri, Rafly, Harris dan Ricky, dengan menaiki sepeda motor dan saling berboncengan kamipun pergi. Kami memilih untuk berboncengan karena agar tidak bosan dan mengantuk diperjalanan dan lebih memilih dengan mengendarai sepeda motor karena lebih efisien untuk menyalip. Kami ke Bogor melalui jalur cijantung hingga tembus-tembus perempatan ciawi dan naik lagi hingga cibodas, lokasi cibodas ialah setelah puncak pas lurus sedikit nanti jalannya menurun setelah itu ada pertigaan yang bernama pertigaan cibodas dan pertigaan cibodas lalu belok kanan. Sampailah kami dipenginapan sekitar cibodas pada pukul 23.00 WIB, penginapannya sendiri seperti warung makan mirip warteg, namun pada lantai atasnya rata-rata dijadikan tempat penginapan sebelum mendaki keesokan harinya, tidak hanya pendaki yang berada dipenginapan tersebut tetapi ada juga rombongan club motor yang melakukan touring dan beristirahat disana. Motor kami titipkan pada penitipan motor didepan penginapan dengan tarif Rp. 10.000,- perhari. Karena kami berada disana selama dua hari dan mulai dihitung pada esok harinya. Setelah sampai tempat penginapan yang ala kadarnya seperti tempat pengungsian yang hanya disediakan bantal dan selimut saja, tarif penginapannyapun hanya seikhlasnya saja. Setelah sampai kami mengganti pakaian dan membongkar muatan tas apabila ada yang dirasa tidak nyaman untuk dipacking ulang, setelah itu kami lanjut beristirahat karena besok akan jadi hari yang melelahkan. Hembusan angin dan hawa yang dingin membangunkan saya, dan tidak hanya saya tetapi para sahabat sayapun terbangun karena hawanya sangat dingin. Waktu menunjukan pukul 04.45 WIB, diantara kami tidak ada yang memberanikan diri untuk ke toilet karena sudah tau seperti apa dinginnya. Akhirnya kami bangun untuk solat subuh dan mandi sambil menunggu giliran mandi kami minum teh hangat, kopi dan susu, lumayan untuk menghangatkan tubuh. Tidak lupa kami sarapan disana karena pastinya perjalanan ini membutuhkan tenaga yang besar. Waktu menunjukan pukul 07.00 WIB, pagi itu langit sangat cerah terlihat dari langitnya berwarna biru muda serta dilapisi awan tipis-tipis, namun gunung gede masih tertutup awan tebal dan ketika awan tersebut mulai pudar sedikit demi sedikit maka terlihatlah betapa besarnya gunung gede dan diseberangnya ada gunung pangrango yang menjulang tinggi keatas. Sahabat sayapun bertanya-tanya dimana puncaknya dan kemana kita akan pergi, lalu saya tunjuk dengan tegas puncak gunung gede tersebut dan mereka merasa pesimis berada disana karena sangat jauh dan ini akan menjadi perjalanan jauh mereka dengan berjalan kaki. Pada pukul 07.30 WIB kami memulai perjalanan kami menuju pos pendaftaran untuk meristrasi ulang kami mendaki tidak sendiri tapi dengan kelompok lainny agar lebih ramai. Sesampainya kami disana diberikan arahan lalu meminta kami agar tidak memetik bunga edelweiss dan membawa kembali sampah turun. Setelah dari pos pendaftaran kami mulai mendaki, pada trek pertama kami dihadapkan pada batu yang disusun menyerupai tangga belum sampai 5 menit ricky dan harris sudah mulai merasakan capek sehingga memaksa kami harus berhenti untuk istirahat dan lanjut lagi. Waktu menunjukan pukul 08.00 WIB sudah 30 menit kami berjalan dan pada saat itu harris sudah tidak kuat, maka rafly berinisiatif untuck membawa tasnya. Tidak lama berjalan kami sampai ditelaga biru, telaga biru ialah danau yang airnya berwarna biru akibat adanya ganggang hidup disana. Pada pukul 09.15 WIB kami sampai dirawa panyangcangan, yaitu nama sebuah rawa dan disana ada pos pemberhentian yang dinamakan pos rawa panyacangan, disana kami berisirahat sejenak untuk sekedar melemaskan kaki, kami istirahat selama 5 menit. Dipos ini ada dua jalur yang pertama jalur menuju gunung gede pangrango dan jalur menuju air terjun cibereum, raflky dan kelompok lain mengunjungi air terjun tersebut, sementara saya menemani ricky dan harris yang kelelahan. Setelah puas kami melanjutkan perjalanan kembali. Waktu menunjukan pukul 09.35 WIB, kami dihadapkan pada sebuah jembatan yang terbuat dari beton, jembatan ini sempat direnovasi karena dulu saya kesini terbuat dari kayu-kayu. Karena pemandangannya yang bagus kami berfoto-foto dan posisi kami berada dipinggir kaki gunung pangrango, kami melihat kaki gunung secara dekat dan langsung. Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan kami. Trek gunung baru akan dimulai setelah jembatan tadi yang pastinya akan lebih menantang dan tidak akan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Disini kami sering berhenti karena treknya yang tidak bersahabat, kaki harris merasa keram dan nafasnya mulai terengah-engah karena dalam silsilah keluarganya tidak ada yang pernah mendaki gunung dan mempunyai catatan sakit jantung, jadi dia merasa bangga mendaki gunung pertama kali dikeluarganya, diapun mengikuti pendakian ini izinnya untuk tugas kelompok. Waktu tidak terasa sudah pukul 12.30 kami sampai pada sebuah trek yang sangat berbahaya, jadi kami harus menyebrangi sebuah aliran air panas dengan memijakan kaki kami diatas bebatuan untuk meyebranginya, lebih bahayanya jalur ini sangat sempit hanya untuk satu jalurndan hanya diberi seutas tali yang tidak berpatok sehingga tali tersebut goyang-goyang, belum lagi kaki kami harus merasakan panasnya air belerang dan uapnya menggangu pandangan kaki ke depan, jika salah langkah saja bisa jatuh ke air panas dan langsung tertutup uap. Kekompakan kelompok sangat diperlukan disini, dan akhirnya kami berhasil melewati trek air panas tersebut. Tidak jauh dari sana ada sebuah kolam air hangat yang ramai dikunjungi pendaki lain sehingga kami melewatkannya karena takut tidak kebagian tempat kemah dikandang badak. Tibalah kami dikandang badak pada pukul 15.30 WIB, disana sudah sangat ramai oleh pendaki yang ingin menginap sampai kami tidak kebagian tempat, sehingga memaksa kami untuk menunggu giliran pendaki yang ingin pergi dari sana untuck turun, pada pukul 16.00 WIB akhirnya kami bisa memasang tenda kami dan membongkar muatan dan beristirahat, saya mulai menjadi koki disana dengan membuat makanan untuk anggota kelompok dan yang lain bertugas mengisi air pada sebuah mata air disana. Malampun tiba, Rafly senang bercengkrama dengan orang baru maka dia memustuskan untuk bergabung dengan orang sebelah, sementara ricky dan harris lebih baik diam didalam tenda, karena terlalu pasif dengan orang lain. Dan pada akhirnya setelah ricky dan harris tidur, saya pergi meninggalkan mereka berdua untuk bercengkrama dengan kelompok lain bersama rafly. Haripun telah berganti, pada pukul 04.00 WIB kami mulai bergegas untuk menuju puncak, sebagian masih mengantuk dan terpaksa harus memaksa mereka untuk bangun, karena kami mengejar sunrise dipuncak gunung, karena keindahannya tidak akan terlupakan. Kami sengaja meninggalkan tenda beserta tas kami didalamnya, karena tidak lama pasti akan kembali lagi kesana dan membawa tenda akan meringankan beban kami dijalan. Kami hanya membawa minuman dan kompor untuk memasak diatas puncak nanti yang dijadikan satu dalam satu tas. Hari masih gelap sehingga kami menggunakan senter sebagai penerangan jalan kami, waktu normalnya menuju sampai puncak ialah 2 jam namun karena berbagai kendala dijalan dan adanya “tanjakan setan”, tanjakan setan ialah salah satu trek yang sangat curam tingkat kemiringannya hampir mencapai 90 derajat dan hanya diberi tali untuk memanjat, kami memanjat layaknya seorang ninja. Waktu menunjukan pukul 07.10 WIB, kami semua sudah berada dipuncak. Semua mata para sahabat saya terpana melihat keindahan hamparan pemandangan yang luar biasa, beruntung pada saat itu cuaca sedang cerah sehingga tidak ada kabut yang menghalangi mata kita. Diataspun saya mengucapkan selamat kepada para sahabat saya atas keberhasilan mereka sampai puncak dan kami berfoto bersama untuk mengabadikan momen ini dan memamerkan kepada sahabat-sahabat lainnya.

Nikmatnya Warisan Kuliner Khas Suku Betawi (tugas softskill)

M. Fauzi Farhan Rawi 15213925 3ea23 Kali ini penulis akan berbagi resep masakan betawi. Dan masakan ini sudah menjadi ciri khas orang Indonesia yaitu nasi goreng. Namun nasi goreng kali ini beda, nasi goreng ini sudah diperkenalkan nenek moyang secara turun temurun yaitu Nasi Goreng Mengkudu. Selain berkhasiat juga rasanya enak, berikut adalah bahan-bahan yang perlu disiapkan: • 5 Lembar daun mengkudu atau pace (Morinda citrifolia)yang masih muda. • 2 piring nasi putih (sebaiknya jangan yang lembek). • 3 butir bawang putih. • 3 butir bawang merah. • 3 buah cabe merah. • 3 buah cabe hijau. • 1 buah kemiri. • 1 ruas jari kunyit. • 3 sendok makan minyak goreng. • 2 sendok makan kecap manis. • ½ sendok teh garam dapur atau secukupnya. • 2 butir telur ayam. • 1 buah mentimun Jika semua bahan diatas sudah dipersiakan, maka lanjut untuk mengolahnya. Berikut ialah langkah-langkah pembuatannya: 1. Daun mengkudu yang masih segar dicuci dan digulung mirip cerutu, dibelah memanjang kemudian dipotong-potong sehingga menghasilkan potongan selebar kuku atau lebih kecil lagi. 2. Bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai hijau, kemiri dan kunyit ditumbuk dengan ulekan hingga lumat, tapi jangan terlalu halus seperti pasta, karena bumbu akan mudah gosong jika ditumis. 3. Panaskan minyak goreng, setelah panas masukan bumbu, sekitar satu menit kemudian masukan daun mengkudu bersama bumbu yang ditumis tersebut. Api jangan terlalu besar, jangan sampai menghanguskan bumbu. Setelah daun mengkudu menguning dan bau bumbu tercium harum, masukan nasi putih ke dalam bumbu. aduk hingga merata. taburi garam dan cobalah kadar keasinannya sesuai selera. Masukan kecap manis, aduk terus hingga sekitar 3-5 menit. 4. Angkat nasi goreng ke dalam 2 piring untuk disajikan. Pada tampilannya daun mengkudu mirip dengan isi kaset tape. 5. Cuci wajan penggorengan yang akan digunakan untuk membuat 2 butir telur goreng dadar. Telur goreng diletakan di atas hidangan nasi goreng mengkudu, tambahkan irisan mentimun dipinggirnya dan siap dihidangkan.

Sensasi Makan Bebek direstoran BEBEBK KALEYO (tugas softskill)

M. Fauzi Farhan Rawi 15213925 3ea23 Kesan pertama yang saya dapatkan ketika pertama kali masuk restoran bebek kaleyo yang berlokasi diruko duta jakasampurna ialah tempatnya cukup menarik dengan ornamen dari kayu-kayu dan pencahayaan yang baik dengan menggunakan lampu kuning , sehingga pemilik ingin memberi kesan bahwa tempat ini tradisional namun modern dengan menghadirkan makanan tradisional dengan menu andalan olahan bebek. Pada lantai satu terdapat loket kasir, meja dan kursi untuk konsumen dan juga dapur. Dan pada lantai duanya terdapat perbedaan yaitu adanya ruangan ac dan non ac yang dikhususkan bagi konsumennya yang ingin merokok sehingga tidak menggangu konsumen yang perokok pasif, ruangan tersebut dibatasi dengan pintu dan dinding kaca sehingga konsumen yang perokok pasif dapat melihat balkon luar. Pemilik sengaja menggunakan material kaca sehingga ruangan tersebut terlihat luas. Selain itu pada lantai satu terdapat live musik akustik yang dibawakan langsung oleh penyanyi yang sengaja didatangkan. Namun sayangnya ketika saya menginjakan kaki saya dilantai, lantainya terasa sangat licin seperti ada tumpahan minyak yang belum sempurna dibersihkan. Pada saat itu saya duduk dilantai dua meja nomer 36, lokasi mejanya sendiri berada pada teras balkon luar karena saat itu ruangan ac terasa kurang dingin, sehingga memutuskan untuk duduk diluar dan kebetulan diluar sedang hujan, sekaligus menikmati rintikan hujan dari atas. Saat saya naik ke lantai dua ada pelayannya dipinggir tangga atas yang membawa buku menu dan mengikuti sampai saya duduk. Sekitar tiga menit melihat buku menu akhirnya saya memustukan untuk memesan paket bebek jumbo 8 yang berisi nasi putih, bebek jumbo 8, lalap dan es teh tawar. Ketika pesanan saya dibuat, saya sekaligus melihat-melihat sekitar lantai dua. Pada lantai dua diruangan ber ac tersebut dibagi dua yang dibatasi dengan sebuah skat untuk menaruh pajangan berupa berbagai ukuran kaleng kerupuk yang berwarna-warni dan tempat buku menu, serta terdapat sebuah pohon imitasi yang terbuat dari plastik dan juga ada sebuah sepeda onthel yang diletakan dibawah pohon imitasi tersebut. Pada dinding ruangan terdapat beberapa gambar dan jendela, namun jendela tersebut bukan jendela sungguhan yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara didalam dengan diluar, jendela tersebut dirubah menjadi sebuah kaca yang memantulkan gambar yang berada didepannya. Dan pada lantai dua diruangan balkon luar yang non ac sama seperti ruangan ber ac dari segi disain ruangan, namun terdapat perbedaan yaitu adanya tempat wastafel dan sebuah tv led yang ditempelkan pada tiang, fungsi dari batasan dengan material kaca antara lain bagi konsumen yang berada diruangan ber ac dapat menonton juga dari dalam. Dari segi pencahayaan menggunakan lampu gantung dengan neon lampu berwarna kuning, sehingga kesan ruangan tersebut elegan dan romantis, namun ruangan tersebut terlihat kurang pencahayaan, maka dari itu fungsi lainnya dari batasan ruangan ber ac dan non ac dengan material kaca ialah ruangan ber ac yang didalam tetap dapat cahaya matahari sehingga tetap terang. Dan pada bakon luar ruangan di dindingnya terdapat rak pajangan yang diisi oleh patung replika bebek, karena restoran tersebut identik dengan hidangan bebek dan dijadikan sebagai ikon restoran tersebut. Berapa lama kemudian pengunjung mulai ramai dan mengisi meja yang masih kosong, sama seperti pelayanan kepada saya yang datang diikuti dan diberi buku menu lalu memesannya. Sekalian menunggu pesanan, saya melihat-lihat kembali buku menu tersebut, ternyata bukan hanya olahan bebek saja yang disajikan, bagi yang tidak suka bebek ada beberapa olahan ayam. Namun karena ikonnya bebek pasti yang lebih banyak disajikan ialah olahan bebek. Tidak hanya menu satuan tetapi juga ada menu paketan seperti paket jumbo delapan, nasi oseng ati ampela, charity dan lomantis beldua. Dari beberapa paket diatas yang menarik ialah paket charity yang dalam bahasa Indonesia sendiri ialah amal dan ada paket lomantis beldua, dari paket charity tersebut yang ternyata memang sengaja diselipkan sebuah amal sebesar Rp. 1.500,- ketika membeli paket itu saja. Dan yang unik dari paket lomantis beldua ialah porsinya dua namun disajikan dalam satu wadah, sehingga bagi yang mempunyai pasangan akan terasa lebih dekat jika selalu bersama. Tidak hanya menu utama tetapi juga ada menu pelengkap yang ditujukan bagi konsumen yang ingin membeli atau menambah secara satuan karena diirasa masih kurang kenyang atau menu pelengkap hidangan seperti tahu dan tempe goreng, sate ati ampela, sayur asem dan lain-lain, pada menu pelengkap juga disediakan sambal ekstra dengan menambah Rp 2.500,- pada setiap sambal. Dan juga selain makanan pasti ada juga minuman diantaranya dibagi menjadi beberapa subjek seperti yang anget-anget, yang dingin, yang ngangenin, jus buah, sop buah dan minuman kemasan. Pada buku menu terlampirkan bahwa bebek kaleyo tidak hanya makan ditempat tetapi jika konsumen berada dirumah dan ada hal yang tidak memungkinkan untuk pergi restorannya langsung, maka restoran bebek kaleyo menyediakan pesan antar kerumah konsumen, dengan melampirkan nomer dan website restoran tersebut untuk dihubungi. Menu tidak hanya ditampilkan pada buku tetapi juga pada nomer meja yang hanya ada dua menu sebagai menu penutup yaitu cemilan kue-kue kering dan daging durian yang sudah dibekukan. Tidak terasa sudah lima belas menit disana, sayapun mulai bosan dan sangat lapar. Saya segera menghampiri pelayan yang lewat dihadapan saya dan bertanya tentang pesanan saya. Waktu sudah hampir setengah jam disana, dan yang lebih kesal ialah ketika ada orang yang datang setelah saya, ternyata orang tersebut menerima pesanannya terlebih dahulu. Dan sayapun segera menghampiri pelayanan untuk menanyakan pesanan saya yang kedua kalinya. Selang lima menit kemudian pesanan saya datang dan ternyata pesanan saya salah, jelas ini membuat saya marah sekal, namun saya tidak meminta untuk menukar dan lebih memilih untuk menkonsumsi makanan yang salah tersebut karena ditakutkkan akan lebih lama lagi sana. Sayapun makan sambil kesan dan menyimpan nomer restoran tersebut yang nantinya akan saya sampaikan keluhan saya tersebut. Tiba saatnya untuk mengkonsumsi makanan ini, dari segi tampilan sama seperti gambar pada menu dan sayapun mencicipi sambal dan bebeknya tersebut, karena dari selogan restoran tersebut menampilkan olahan bebek dan sambal yang nikmat. Ternyata benar bebeknya empuk dan sambalnya enak, sambal tidak hanya diberikan pada pesanan, namun pada setia meja juga sudah disediakan sambal dalam ukuran yang penuh. Sayapun makan dengan nasinya dan rasanya nikmat, sambal yang bawaan dari menu tersebut sudah habis maka saya konsumsi sambal yang disediakan pada meja, memang sambalnya nikmat sekali dan saya telah menghabiskan sambal pada meja tersebut sebanyak ¾ dari tempatnya, dari komposisi sambalnya dominan sambal hijau dan bawang putih. Keringatpun bercucuran walaupun sudah dirasa pedas namun mulut rasanya ingin menambah sambalnya tersebut. Sayangnya pada setiap meja tidak disediakan tissue, jadi saya membiarkan keringat saya bercucuran. Yang tadinya marah saya pada restoran tersebut, marah saya mulai reda karena nikmatnya sambal tersebut. Setelah makan sayapun mencuci tangan diwastafel yang disediakan dan duduk sejenak untuk mengurangi intensitas air keringat saya, setelah itu menuju kebawah untuk membayar dan meninggalkan restoran tersebut karena saya sudah terlalu lama disana, dan ternyata tissue disediakan pada meja kasir da nada tusuk gigi, lalu saya berpikir kenapa tidak disediakan pada setiap saja karena lebih efektif. Karena pesanan untuk saya salah, maka saya harus membayar lebih untuk pesanan yang saya konsumsi tadi. Saya sudah mengantongi nomer restoran tersebut untuk kritik dan saran, namun karena masih teringat nikmatnya sambal dan bebeknya tersebut maka saya urungkan kembali dan memaafkannya.

BAHAYANYA HIPOTERMIA (Tugas Softskill)

M.Fauzi Farhan Rawi 15213925 3ea23 Hal kecil yang tidak terlalu dipedulikan oleh setiap pendaki ialah tentang pentingnya pengetahuan akan hipotermia. Padahal sudah banyak korban meninggal akibat hipotermia digunung. Tetapi masih saja ada yang menganggap sepele. Hipotermia sendiri terjadi karena kondisi tubuh berada dibawah rata-rata suhu normalnya, dan rata-rata suhu normal tubuh manusia ialah 37 derajat celcius. Hipotermia menyebabkan jantung, sistem saraf dan organ lainnya tidak mampu bekerja dengan baik. Bila hipotermia terlalu lama dibiarkan bisa menyebabkan kematian. Penulis pernah langsung menangani korban hipotermia dan ciri-ciri orang hipotermia ialah badan terasa dingin, halusisasi yang berlebihan bahkan seperti orang gila dan korban mengalami sekitar panas padahal kenyataannya dingin. Cara menghindari hipotermia: 1. membawa sleeping bag, banyak pendaki yang malas membawa sleeping bag karena terlau memakan tempat dan lebih memilih memakai sarung. 2. jangan mendaki memakai celana jeans, ini yang paling sering penulis lihat disetiap perjalanan, hanya demi sebuah gengsi dan keren maka faktor keselamatan diabaikan, bahkan ada yang mendaki dengan sepatu sneakers atau skate dan converse. 3. membawa pakaian ganti yang secukupnya, bahkan lebih banyak lebih baik. Karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi. 4. membawa perlengkapan kecil-kecil seperti shal, kaos kaki, sarung tangan dan kupluk. Dan tambahan lainnya seperti kaos kaki untuk tidur nantinya, karena malam pasti akan dingin. 5. membawa jaket yang memang dikhususkan untuk cuaca yang ekstrem, tidak sembarang jaket apalagi jadi yang bersifat distro atau life style. 6. membawa obat-obatan hipotermia, yang dijual diapotek. Obat tersebut harus dikonsumsi sesuai dosisnya juga. Selain itu dalam regu harus ada yang memiliki thermometer, untuk mengukur suhu tubuh anggota regunya. 7. membawa emergency thermal blanket, ialah selimut darurat yang terbuat dari alumunium foil sehingga dapat menjaga kehangatan suhu tubuh dengan baik, jika kondisi darurat tidak membawa maka gunakanlah plastik, karena sifatnya yang panas apabila terkena kulit. 8. membawa jas hujan, ini jangan sampai tidak karena bisa menghangatkan juga ketika terjadi hipotermia sebagai pengganti emergency thermal blanket, karena terbuat dari bahan yang kedap air dan udara. 7. yang terakhir ialah, pengetahuan yang cukup tentang hipotermia. Dalam sebuah regu minimal harus ada seseorang yang paham betul tentang hipotermia jika salah satu teamnya sedang mengalami, maka ketua regu harus peka akan terjadinya hipotermia sebelum terlambat. Kiat-kiat seputar hipotermia: 1. ketika hidup dikota kita terbiasa hawa panas, maka jika terjadi dingin sedikit tubuh akan merasakan kedingin. Pendaki yang baik tidaklah memakai jaket langsung, karena tubuh butuh penyesuai terlebih dahulu terhadap keadaan sekitar yang dinamakan aklimatisasi. Jika kita langsung memakai jaket dan terkena hawa yang lebih dingin kita akan mencari sesuatu yang lebih hangat padahal kita sudah kekurangan alat untuk menghangatkan. 2. jika gigi kita bergetar dan badan kita menggigil janganlah panik, karena itu merupakan hal yang wajar. Tubuh kita menerima rangsangan dingin tersebut, sehingga tubuh berusaha menghangatkan diri dengan menggigil dan gigi bergetar. Sebisa mungkin kita tahan dingin tersebut namun sekiranya sudah tidak kuat maka hangatkanlah perlahan dengan mengenakan jaket terlebih dahulu dan gosok tangan dan tempelkan pada leher. 3. janganlah tidur mengenakan pakaian basah, gantilah dengan pakaian baru yang kering dan tidak lupa mengenakan sleeping bag, kaos kaki kering, sarung tangan, shal dan kupluk. Ketika tidur maka rapatkanlah tidurnya dengan teman. Penanganan pada hipotermia: 1. jika terlihat gejala-gejala hipotermia, langkah pertama ialah ukur suhu tubuh dengan batas normal ialah 37 derajat selsius. 2. setelah itu, jika pakaian basah maka gantilah pakaian dengan pakaian yang kering termasuk kaos kaki dan sarung tangan. 3. selanjutnya, balutkan tubuh dengan sleeping bag, kalau perlu kenakan emergency therm blanket agar kehangatan tubuh tetap terjaga. 4. kemudian berilah makanan dan minuman yang hangat-hangat seperti bubur dan teh manis hangat. 5. apabila masih merasakan hipotermia maka, masuklah salah satu rekan korban yang muhrim atau sesama jenis dengan cara melepaskan semua pakaiannya dan rekannya lalu masuk ke dalam satu sleeping bag atau emergency therm blanket. 6. terakhir, pastikan sikorban tidak tertidur, ajaklah dia ngobrol tentang apapun dan disarankan tentang apa yang korban suka. Karena dengan begitu kesadaran korban akan terjaga. Banyak korban hipotermia meninggal ketika dia sedang tidur dan pada akhirnya meninggal. Mohon jangan menganggap remeh akan bahaya hipotermia yang mengancam siapapun ketika dialam bebas. Kadang sesuatu yang dirasa tidak akan terjadi, bisa saja sering terjadi. Jagalah diri anda dan para rekan mendaki anda. Jangan sampai kita menyesal akibat perbuatan kita.